1. Cari informasi di internet tentang cara men-solder yang benar (lebih baik yang ada gambarnya) !
2. Cari informasi di internet bagaimana cara mengecek kapasitor apakah masih dalam kondisi
baik/buruk dengan menggunakan multitester
3. Terangkan tentang transistor dan kaki-kaki pada transistor (disertai gambar) !
4. Cari informasi di internet bagaimana cara mengecek transistor apakah masih dalam kondisi baik/rusak!
5. Bagaimana cara mengecek/mengetahui kapasitas menggunakan multimeter komponen berikut:
a. Rasistor
b. Kapasitor
c. Transistor
JAWABAN!!!!!!!!!
1.
Cara Menyolder Yang Baik (Soldering Fundamental)
Bagi
para penggemar elektronika membuat rangkaian sendiri memiliki kepuasan
tersendiri dari pada membeli rangkaian berupa kit yang siap pakai. Salah
satu tantangan bagi para penggemar elektronika dalam membuat rangkaian
sendiri adalah teknik menyolder. Diantara sekian banyak kegagalan dalam
membuat suatu rangkaian elektronika salah satunya bersumber dari teknik
menyolder yang tidak tepat atau jelek. Untuk itu kali ini Kotretan
Hendriono mencoba membeberkan pengalaman pribadi tentang teknik
menyolder yang terbaik.
Deskripsi
Menyolder
merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran cukup tinggi selain
keterampilan tangan dalam menggerakan solder. Dan solder adalah
perangkat wajib yang harus dimiliki dalam tahap penyolderan, namun harus
diperhatikan bahwa salah satu penentu kualitas penyolderan adalah
kualitas soldernya itu sendiri. Papan rangkaian tercetak atau PCB
merupakan lapisan yang sangat peka terhadap panas, jika solder memiliki
tingkat panas yang berlebihan maka lapisan tembaga yang menempel pada
PCB akan mudah untuk terkelupas, selain itu beberapa komponen
elektronika memiliki tingkat panas tertentu sehingga ketika komponen
elektronika tersebut menerima panas yang melebihi kemampuannya maka
komponen akan rusak sebelum digunakan. Sebaliknya jika solder memiliki
tingkat panas yang rendah maka timah tidak mampu merekat kuat pada PCB.
Jika dilihat sepintas sepertinya komponen elektronika tersolder dengan
baik pada PCB namun sebenarnya timah tidak mampu merekat kuat pada PCB
hingga kualitas rangkaian elektronika juga jelek. Hindari menggunakan
solder pistol karena panas pada ujung soldernya tidak mampu di kontrol
dengan baik, kecuali anda sudah profesional dalam mengatur lamanya waktu
solder menempel pada PCB, memahami kualitas komponen dan mengetahui
kualitas timah yang digunakan.
Mengenal Solder dan Peralatan
Solder
biasanya digolongkan menurut dayanya (watt). Padahal penggolongan
seperti ini memiliki tingkat akurasi rendah karena penggolongan sesuai
dengan wattnya itu biasanya tidak menjelaskan effisiensi-nya, besarnya
daya yang disalurkan hingga keujung solder. Harus diperhatikan pula
kapasitas panas dari solder serta waktu naik ke suhu yang stabil. Suhu
maksimum solder yaitu suhu dalam keadaan seimbang, suhu yang dicapai
bila panas yang dibangkitkan solder telah seimbang dengan panas yang
hilang diserap oleh sekelilingnya. Solder yang baik akan menghasilkan
suhu maksimum yang sama untuk suatu model yang sama bila disambungkan ke
tegangan sumber yang sama.
Sumber daya dari solder berasal dari elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder dengan daya yang lebih besar.
Sumber daya dari solder berasal dari elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder dengan daya yang lebih besar.
Keselamatan Kerja
- Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
- Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
- Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
- Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
- Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
Persiapan Penyolderan
Ujung
solder atau ada yang menyebutnya paku solder memiliki peranan penting
dalam tahap penyolderan, untuk itu sangat dianjurkan untuk memilih ujung
solder yang dilapisi (disepuh) besi atau baja selain lebih tahan lama
juga lebih mudah dalam pemeliharaannya dari pada ujung solder tembaga
telanjang tanpa disepuh. Ujung solder yang dilapis besi tidak boleh
diampelas atau dikikir karena hal tersebut dapat mengikis/merusak
lapisan besinya.
Ujung
tembaga tanpa pelapis alias telanjang harus benar-benar terpelihara
dengan baik, bersih dan berlapis timah. Bila terdapat lapisan-lapisan
kerak hitam maka harus segera dikikir atau diampelas sehingga ujungnya
menjadi bersih dan licin. Ujung solder yang kotor akan mempersulit
rambatan panas dan sulit dalam penyolderan. Periksa dudukan ujung solder
dari kemungkinan longgar, jika longgar segera kecangkan sehingga
effisiensi panas dan rambatan panasnya lebih terjamin.
Lapisi
ujung solder dengan timah saat proses pemanasan dimulai, hal ini untuk
menjaga agar ujung solder tetap bersih. Siapkan lap anti panas untuk
membersihkan ujung solder yang sewaktu-waktu bisa kotor oleh
lapisan-lapisan oksid yang akan muncul saat dilakukan penyolderan.
Jangan pernah menggunakan batu salmiak dalam membersihkan ujung solder
karena hal ini dapat merusak ujung solder dan meninggalkan sisa endapan
disekitar titik solderan.
Jika
ujung solder dari tembaga telanjang tanpa lapisan besi maka setiap
melakukan penyolderan akan mengikis tembaga berupa butiran halus yang
ikut menempel pada PCB dan lama kelamaan pada ujung solder akan
terbentuk kawah. Ampelas atau kikirlah lagi hingga ujung solder menjadi
licin dan lapisi kembali dengan timah.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
Proses Penyolderan
Jika
hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada
tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan
hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan
bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen
elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan
cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase
berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya
sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat
kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang
sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung
kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga
penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah
posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir
sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan
bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga
penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan
timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu
mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik
solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
6. Menarik Timah Solder
Setelah
jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik
solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap
pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik
solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama
pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari
penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan
timah pada titik solderan yang menjadi buram.
8. Penyolderan Dingin
Penyolderan
dingin juga dapat terjadi akibat ujung solder yang kurang panas,
terlalu cepat ditarik dari titik penyolderan dan kualitas timah yang
jelek. Timah terlihat menempel berupa tetesan pada PCB, solderan seperti
ini sangatlah rapuh.
9. Perbaikan Solderan Dingin
Penyolderan
dingin bisa saja terjadi maka untuk mengatasinya lakukan pemanasan
menggunakan ujung solder pada titik solderan yang akan diperbaiki
kemudian tambahkan timah hingga timah meresap pada titik solderan.
Ketika dingin pastikan permukaan titik solderan licin dan mengkilap.
10. Perhatikan!
Untuk
menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan
lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru
membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi
tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
2.Cara mudah mengecek kondisi dioda
om – Dalam Ilmu Elektronika dioda merupakan salah satu komponen yang sering di pergunakan untuk menyearahkan sebuah gelombang listrik. Komponen seperti dioda biasanya dapat di jumpai dalam rangkaian rangkaian penyearah baik penyearah gelombang penuh ataupun penyearah setengah gelombang.
Dioda adalah salah satu komponen elektronika pasif. Dioda memiliki buah dua kutub yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di saling dihubungkan.
Karena sifat dioda yang bekerja sebagai
konduktor jika kita beri bias maju dan bekerja sebagai isolator pada
bias mundur, maka.. dioda sering digunakan sebagai penyearah (rectifier)
arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor,
DC power supply (Catu Daya DC) dan sebagainya.
Untuk mengetahui dioda dalam keadaan baik atau rusak kita dapat mengukurnya menggunakan Multimeter
atau ohmmeter. Karena sifat dioda hanya mampu mengalirkan arus searah
saja maka pemasangan multimeter terhadap dioda harus dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
- Terminal positif (+) Multimeter di hubungkan dengan kaki katoda dioda.
- Terminal negatif (-) Multimeter dihubungkan dengan kaki anoda dioda.
Keterangan gambar :
- Pada rangkaian gambar A, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter menunjukan nilai tertentu, maka dioda tersebut dapat di katakan rusak. Karena pada dioda tersebut sudah terjadi hubung singkat.
- Pada rangkaian gambar B, apabila pointer dari multimeter atau ohmmeter tidak menunjukan sama sekali, maka dioda dapat dikatakn rusak karena sudah putus.
3.
<a
href='http://a.tribalfusion.com/h.click/aVmV8ESGJZa5PMImWeOTtQ90U3aXbJjXayoSUQGWUY5VWn1mbQpPFZboYEQO5TUh5a32najIXFbcTWBPoAbZdnsQqmWUC5TZb92Hmn3AjIprMEXV3QYsF50sBxmavU5UMVWFJZbUm75REr0QVZbqPdJr1dvoVAjx2Gv5XUFITAqwObq7qrXcwRT049ykVD7XuFnoNCuApCXZdt8AGonX3no7spmamxqrXp7i1R6TFq7Yko8EetQf1oD2ItsbauJr9y9/http://ads.planet49.com/www/delivery/ck.php?n=a5fa0d04'
target='_blank'><img
src='http://ads.planet49.com/www/delivery/avw.php?zoneid=1724&amp;n=a5fa0d04&amp;ct0=http://a.tribalfusion.com/h.click/aVmV8ESGJZa5PMImWeOTtQ90U3aXbJjXayoSUQGWUY5VWn1mbQpPFZboYEQO5TUh5a32najIXFbcTWBPoAbZdnsQqmWUC5TZb92Hmn3AjIprMEXV3QYsF50sBxmavU5UMVWFJZbUm75REr0QVZbqPdJr1dvoVAjx2Gv5XUFITAqwObq7qrXcwRT049ykVD7XuFnoNCuApCXZdt8AGonX3no7spmamxqrXp7i1R6TFq7Yko8EetQf1oD2ItsbauJr9y9/'
border='0' alt='' /></a>
Transistor adalah semikonduktor yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam dunia elektronik analog ataupun digital. Komponen ini
mempunyi banyak fungsi dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai
penguat, switching (saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll.
Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin
pesat, transistor saat ini juga telah mengalami perkembangan di segi
fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai memory, dan
pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.
Bukan hanya itu, transistor juga telah mengalami perkembangan dilihat
dari segi bentuk, karena saat ini satu buah transistor telah berhasil
diciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano
mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).
Secara umum jenis transistor dibedakan menjadi dua macam yaitu jenis NPN dan PNP. Transistor memiliki tiga kaki yang memiliki fungsi dan nama berbeda, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Colector (C). Dalam dunia elektronik, transistor juga memiliki jelajah tegangan kerja dan frekwensi yang sangat lebar. Penggunaan transistor dalam rangkaian analog sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan,dll. Dalam rangkaian digital digunakan selain sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory.
Cara kerja transistor.
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus antara colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit).
Secara umum jenis transistor dibedakan menjadi dua macam yaitu jenis NPN dan PNP. Transistor memiliki tiga kaki yang memiliki fungsi dan nama berbeda, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan Colector (C). Dalam dunia elektronik, transistor juga memiliki jelajah tegangan kerja dan frekwensi yang sangat lebar. Penggunaan transistor dalam rangkaian analog sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan,dll. Dalam rangkaian digital digunakan selain sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory.
Cara kerja transistor.
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus antara colektor dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit).
menguji dan mengukur Transistor Jenis NPN dan PNP, Jenis FEt dan Jenis UJT (Uni Junktion Transistor)
1. Transistor Jenis NPN
a. Arahkan Saklar ke posisi Ω x 100
b. Hubungkan Kabel Multimeter
pencolok hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus
menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarum harus
ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam
pada kolektor. jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam
dipindah ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
c. Arahkan saklar pada 1k.
d. Hubungkan pencolok hitam pada
kaki kolektor dan merah pada kaki emitor, jarum harus sedikit
menyimpang ke kanan . Jika dibalik jarum tidak harus menyimpang. Jika
salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, kemungkinan transistor
rusak.
2. Transistor Jenis PNP
a. Arahkan Saklar ke posisi Ω x 100.
b. Hubungkan kabel ke multimeter
pencolok merah pada basis dan hitam pada kolektor, jarum harus
mernyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarum
harus ke kanan lagi. hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok
hitam pada koleketor. Jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika
pencolok hitam dipindah ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
c. cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki basis, kolektor, dan emitor suatu trasnsistor.
d. arahkan ke VDC untuk
memperkirakan bahan trasnsistor pengujian dapat dilakukan pada kaki
basis dan emitor, jika voltase yang idhasilkan 0,2 volt, kemungkinan
dari bahan germanium, jika nilai voltase 0,6 Volt, kemungkinan dari
bahan silicon
3. Menguji Transisitor Jenis FET
cara menguji trasnsistor jenis FED sebagai berikut:
1. Arahkan saklar ke posisi Ω x 100.
2. Hubungkan kabel multimeter
pencolok hitam pada source dan merah pada gate. Jika jarum menyimpang,
jenis FET adalah kanal P dan jika tidak FET adalah kanal N.
3. Arahkan saklar pada x1k atau
x10k, potensio harus minimum dan resistansi harus kecil,. Jika potensio
diputar ke kanan, resistance harus tak terhingga. Jika peristiwa ini
tidak terjadi, kemungkinan FET rusak.
4. Menguji Transistor Jenis UJT (Uni junktion Transistor)
cara kerja UJT sama seperti
switch, jika masih bisa on - off , berarti trasnsistor tersebut masih
baik. berikut langkah langkah pengujian trasnsistor jenis UJT.
1. Arahkan saklar pada 10VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil.
2. Setalah potensio di putar,
pelan pelan maka akan naik sampai posisi tertentu. Jika jarum diputar
pelan - pelan ke arah minimum lagi dan pada posisi tertentu, jarum akan
bergerak ke kiri. jika putaran potensio diteruskan sampai minimum, jarum
akan tetap diam. Jika peristiwa tersebut terjadi , berarti komponen UJT
tersebut masih baik.